Beranda | Artikel
Tipping Point: Bisakah Kita Mengubah Dunia Dengan Sesuatu Yang Kecil? (bagian 2)
Selasa, 1 April 2014

Di bagian pertama tulisan ini, kita sudah membahas cerita tentang Paul Revere yang memiliki latar belakang unik untuk menjadikannya sebagai seorang penyampai informasi sukses di eranya. Kali ini, kita akan membahas soal naik turunnya wabah sepatu merk Airwalk di negeri Paman Sam sana. 

Cerita tentang meledaknya merk Airwalk merupakan salah satu cerita yang disajikan oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya, “Tipping Point: Bagaimana Hal-Hal Kecil Berhasil Membuat Perubahan Besar”. Sebuah kisah tentang perusahaan pembuat sepatu olahraga yang pada awalnya sukses, namun pada akhirnya jatuh. Meski masih eksis sampai sekarang; Airwalk.

Airwalk-Skateboard, Skateboard-Airwalk


 Airwalk

Di pertengahan tahun 1980an, dua orang dari San Diego mendirikan sebuah perusahaan yang memproduksi sepatu-sepatu khusus untuk anak-anak penggemar Skateboarding yang serius. Konsumennya adalah para remaja yang saat itu memang sedang getol-getolnya bermain papan seluncur dengan empat roda ini. Diantara produk Airwalk yang paling terkenal dan meledak adalah sepatu khusus untuk bermain Skateboard yang dibuat dengan bahan suede (sejenis kulit), dengan sol yang tebal serta bantalan atas yang sangat kuat dan lentur sehingga tidak mengalami kerusakan berarti meski dicuci berulang-ulang maupun digilas dengan ban mobil. Wow!

Produk tadi nantinya berperan dalam menaikkan pamor Airwalk di kalangan elit pemain skateboard professional. Selain itu, merk Airwalk juga meningkat citranya setelah mampu mensponsori berbagai ajang pertandingan skateboard terkemuka. Dua hal tersebut mampu mendorong Airwalk untuk meraih penghasilan sekitar 13 juta dolar selama setahun. Sebuah penghasilan yang cukup bagus untuk perusahaan yang hanya terkenal karena sepatu khusus skateboard.

Mulai Ekspansi

Di awal tahun 1990an, direksi dan manajemen Airwalk mulai melakukan perubahan. Kala itu, alih-alih hanya menjual sepatu skateboard, Airwalk juga berkeinginan untuk menaikkan pendapatan sekaligus memperluas merk mereka hingga ke dunia internasional. Dengan kata lain, Airwalk berusaha untuk melakukan ekspansi bisnis. Dan mereka pun berhasil. 

Dengan memasok sepatu dan perlengkapan olahraga khusus untuk para atlet selancar (surfing), selancar salju (snow boarding), sepeda gunung (mountain biking), bahkan hingga pemusik rock alternatif, Airwalk berhasil meningkatkan pendapatannya. Perusahaan yang semula hanya bisa meraih 13 juta dolar setahun kini bisa meraup sampai 175 juta dolar. Itu terjadi pada tahun 1996. Di tahun yang sama, Airwalk juga berhasil menduduki peringkat ketiga merk paling cool untuk sepatu olahraga di bawah Nike dan Adidas. 

Faktor suksesnya Airwalk

Apa yang membuat Airwalk bisa sukses? Salah satu alasan terkuat menurut Gladwell adalah keberhasilan perusahaan ini dalam memasok sepatu khusus untuk para innovator, early adopter, atau kalangan elit untuk masing-masing bidang. Sepatu-sepatu khusus untuk kalangan sangat khusus ini pun biasanya dijual dengan harga yang lebih mahal dan bahan yang lebih bagus ketimbang sepatu lainnya. Selain itu, Airwalk juga dengan cerdik menjual sepatu-sepatu khususnya di tempat khusus pula, yakni di butik-butik tertentu yang biasanya hanya dikunjungi oleh kalangan-kalangan tertentu pula.

Di dalam dunia olahraga, ada kalangan tertentu yang memang bisa dianggap sebagai faktor penentu laris tidaknya sebuah produk. Mereka adalah para atlet yang berpredikat sebagai juara atau terbaik di kelasnya. Kalau di dunia sepak bola, kita mengenal nama-nama seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo sebagai pemain terbaik di dunia. Tapi di dunia skateboard, seorang pria bernama Tony Hawk-lah yang menduduki tempat terhormat ini. Dan Airwalk dengan cerdik merekrutnya sebagai dutanya. 

Tony Hawk atau para atlet serius inilah yang menurut Gladwell merupakan kalangan elit di industri yang sangat dekat dengan brand image Airwalk. Kharisma, prestasi, dan penampilan mereka baik di lapangan maupun luar lapangan biasanya sering ditiru oleh banyak penggemarnya di seluruh dunia. Termasuk untuk urusan sepatu olahraga. Dan ini pun cukup beralasan mengingat segala sesuatu yang dikenakan oleh para juara biasanya merupakan barang-barang dengan kualitas bagus dan nomor satu. 

Hooop … cerita kita stop sampai di sini dulu. Di bagian berikutnya, kita akan bahas soal kaum mayoritas yang juga berperan sebagai konsumen utama Airwalk. Saya berharap Anda semua masih penasaran tentang sesuatu yang akan menyebabkan berhentinya wabah Airwalk di negeri Paman Sam. Semoga saja …

To be continued ….. 

Artikel www.PengusahaMuslim.com

=========================

Ingin jadi pengusaha muslim yang sukses dunia akhirat? Bergabunglah di milis Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia. Anda dapat memperkenalkan diri, bertukar pengalaman, berkonsultasi, bertukar informasi dan bekerjasama dengan Anggota milis lainnnya.

Cara untuk menjadi Anggota Milis

Buka http://finance.groups.yahoo.com/group/pengusaha-muslim/join untuk mendaftar sekarang.

Atau kirim email kosong ke: [email protected]

Untuk bertanya dan berdiskusi di milis, silakan kirim pertanyaan ke: [email protected]

Email Konfirmasi Pendataan Anggota

Setelah mendaftar, Anda harus mengisi formulir pendataan anggota yang akan kami kirimkan melalui email, selanjutnya reply email tersebut agar kami dapat memproses keanggotaan Anda.

Tujuan pendataan ini adalah agar terbentuk komunitas yang berkualitas dan terjaga dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Perhatian:

Periksalah folder BULK/SPAM karena boleh jadi email yang berisi formulir tersebut masuk ke dalam folder BULK/SPAM.

Syarat Menjadi Anggota Milis:

1. Beragama Islam.
2. Mengikuti peraturan dan tata tertib milis ini.

MILIS PM-FATWA

Untuk bertanya tentang hukum perdagangan, silakan bergabung di milis pm-fatwa.

Untuk Bergabung, kirim email kosong ke: [email protected]
Untuk bertanya, kirim pertanyaan ke: [email protected]


Artikel asli: https://pengusahamuslim.com/2688-tipping-point-bisakah-1429.html